News » Uncategorized

Keterkaitan Kepedulian Lingkungan Hidup Terhadap Konsep Perspektif Riley Dunlap:Teori New Ecological Paradigm

Senin, 07 November 2022

Penulis: Sevtia Husna Aggreini

Lingkungan hidup merupakan cakupan dari makhluk hidup, komponen ekologi alam dan ekologi bermasyarakat. Keberlangsungan manusia hingga saat ini adalah bukti bahwa lingkungan hidup masih mampu bertahan dari para perusak alam yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Hari Habitat Sedunia yang jatuh pada tanggal 03 bulan Oktober dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 05 bulan Juni lalu, menyematkan pesan ters agar penduduk dunia selalu mengingat bahwa pentingnya peran manusia dalam penjagaan alam sekitar, juga memerhatikan isu lingkungan dan bertindak sesuai dengan seharusnya.

Maraknya bencana alam yang terjadi dimana-mana adalah dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah manusia yang memperlihatkan kegagalannya dalam menjaga alam. Padahal, makhluk hidup dan lingkungan adalah satu set yang tidak terpisahkan. Lingkungan akan mendorong kehidupan, mendukung kualitas masa depan bahkan menghasilkan keuntungan untuk seisi bumi, tetapi tidak sedikit yang abai hingga melewatkan poin penting dari lingkungan dan mengakibatkan sejumlah kerusakan.

Riley Dunlap adalah salah satu sosiolog yang mengembangkan kajian berfokus pada masalah lingkungan. Bersama William Cotton, Dunlap juga menulis berbagai artikel terkait masalah lingkungan sejak 1978 melalui literatur ilmu sosial sebagai tinjauannya, hingga ia tertarik pada perhatian sosiologi lalu tulisannya menjadi sumbangan inti kepada teori sosiologi lingkungan, New Ecological Paradigm (NEP) menjadi salah satu paradigma terbaru yang menegaskan dasar ekologis masyarakat.

Paradigma ini menjelaskan bahwa setiap individu merupakan bagian dari ekologi yang saling bergantung dengan spesies lainnya. Dimana, setiap tindakannya sangat akan berdampak pada lingkungan hidup. Dunlap juga mengembangkan skala NEP untuk menakar kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup.

Skala NEP ia ciptakan demi mengidentifikasi 5 (lima) kemungkinan komponen ekologi (dimensi lingkar NEP), (1) Limit to Growth, pandangan melihat individu akan timbulnya batasan untuk tumbuh, dengan memunculkan 3 pernyataan mengenai lingkungan yang memiliki keterbatasan dalam menampung populasi dan eksploitasi manusia; (2) Anti-anthropocentrism, pandangan atas sikap pro-lingkungan apabila tidak mengedepankan ego sebagai manusia; (3) Balance of Nature, pandangan mengenai rentannya keseimbangan alam yang dimunculkan dalam 3 pernyataan (alam rentan rusak dan manusia terkadang berkontribusi dalam kerusakan alam); (4) Anti-exemptionalism, pandangan mengenai penolakan terhadap pemikiran “bahwa manusia sebagai makhluk yang unik” dalam 3 pernyataan mengenai keunikan manusia yang tidak mengeluarkannya dari tanggungjawab terhadap lingkungan; (5) Eco-crisis pandangan terhadap krisis ekologi (kerusakan alam) dituangkan dalam 3 pernyataan mengenai kemungkinan alam mengalami kerusakan sangatlah besar apabila manusia semena-mena terhadap lingkungan.

Dari penjelasan mengenai teori Riley Dunlap diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan skala NEP seseorang mampu mengetahui derajat bagaimana seseorang lainnya peduli akan lingkungan melalui 15 pernyataan yang akan dilontarkan pada seseorang tersebut. Dimana, semakin tinggi skor yang diperoleh maka kepedulian terhadap lingkungannya juga akan semakin tinggi pula.

Semua memahami pada sejatinya, pencemaran terhadap lingkungan berasal dari diri manusia sendiri, manusia yang menyepelekan hal-hal kecil terhadap isu lingkungan. Pencemaran yang dalam waktu berkala meningkatkan fenomena pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang drastis berkontribusi pada ketidakseimbangan lapisan atmosfer.

Meski pun banyak manusia yang tidak bertanggung jawab merusak alam, tetapi isu lingkungan kemudian juga mendapat perhatian dari sejumlah kalangan di dunia yang bergerak membuat program berkelanjutan terhadap lingkungan hidup sehingga tidak hanya peneliti saja yang melajukan pikir dalam mengembangkan penemuan yang lebih ‘hijau’, masyarakat umum lainnya juga mulai belajar dalam pencegahan atau meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan dari cara yang sederhana untuk menjaga keseimbangan terhadap alam bumi kita.