HARDIKDA, Momentum Perubahan Pendidikan Di Aceh
Jumat, 02 September 2016
Pendidikan merupakan salah satu instrument penting dalam meningkatkan kemajuan Negara atau daerah. Hal ini sesuai dengan amanat UUD tahun 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Di era informasi dan komunikasi saat ini, generasi Aceh akan berada di bawah dunia global. Persaingan global ini akan menghantarkan generasi Aceh kepada kompetisi. Pada era kompetisi pasti berlakunya hokum kompetitif, dimana terjadinya pertarungan secara alami.Seiring perkembangan zaman, perubahan dalam bidang pendidikan juga banyak mengalami sistem, misalnya saja perubahan kurikulum pendidikan dan adanya kurikulum yang berbasis Islami di Aceh. Dalam UU Nomor20 tahun 2003, disebutkan tentang system Pendidikan Nasional, dimana bertujuan untuk menumbuh kembangkan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tahun 1959, pemerintah Aceh menetapkan hari pendidikan daerah pada tanggal 2 september 1959. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah daerah Aceh pada saat itu dan merupakan satu-satunya daerah yang memiliki hari pendidikan daerah. Alasan pemilihan tanggal tersebut karena pada saat itu presiden Soekarno meresmikan berdirinya kampus UNSYIAH dan IAIN Ar-Raniry (kini UIN Ar-Raniry-red) sebagai jantung hati pendidikan rakyat Aceh.
Saa tini, pendidikan di Aceh terus berbenah untuk menuju pendidikan Aceh bebasis modern. Namun, pendidikan secara tradisional juga merupakan identitas pendidikan di Aceh. Artinya, keseimbangan pendidikan modern dan tradisional di Aceh merupakan perpaduan untuk mempercepat kemajuan pendidikan di Aceh. Peran aktif semua pihak tentunya sangat diharapkan.Tidak hanya berpatokan kepada tenaga pengajar, dinas terkait maupun komite. Persoalan pendidikan di Aceh merupakan persoalan masyarakat. Kemajemukan masyarakat di Aceh untuk menghantarkan putra-putrinya ke dunia kompetitif merupakan tanggung jawab bersama.
Dari persoalan di atas, masih banyak pertanyaan-pertanyaan untuk memajukan pendidikan di Aceh. Setiap harinya, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan perubahan pendidikan yang lebih baik sesuai dengan global yang selalu siap bersaing. Oleh karena itu, kami mengajak pembaca untuk berdiskusi lebih jauh tentang pendidikan di Aceh. Adapun pertanyaannya adalah:
1. Bagaimana menurut anda, pendidikan saat ini di Aceh?
2. Apa saja penyebab ketertinggalan pendidikan di Aceh?
3. Bagaimana untuk mewujudkan strategi pendidikan di Aceh menuju peringkat nasional?
4. Sejauh mana peran pendidikan tradisional untuk memajukan pendidikan di Aceh?
Kami mengundang Anda semua untuk berdiskusi, jika Anda memiliki kelonggaran waktu dan suasana batin yang sama, mari kita mulai!